LETS LOVE FULLFILL YOUR HEART

Senin, 18 Juli 2011

Kusayangi Kau Karna Kau Menulis

Pramodya Ananta Toer pernah berpesan kepadaku, “Kau, Nak! Paling sedikit kau harus bisa berteriak. Tahu kau kenapa kau kusayangi lebih dari siapapun? Karena kau menulis, suaramu tak akan padam ditelan angin. Akan abadi sampai jauh. Demikian jauh di kemudian hari....Orang boleh pandai setinggi langit. Tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari  sejarah”
Kujawab pesanmu Pram lewat surat imajinasi ini dan kusampaikan, "Ya Pram. Begitu pula aku. Tak pernah kukagumi kau melebihi siapapun karna kau merajut ingatan bangsa ini melawan lupa. Kau menjariti lubang-lubang kelam masa lalu bangsa ini. Kau tambal dengan imajinasi dan curahan terdalam perasaanmu.
Maka hadirlah kitab keramat potret bangsa ini di masa lalu. Potret buram maupun cemerlang dalam goresan penamu. Di atas kitab itu pula, kaucurahkan peluhmu, kesahmu, gelisahmu, desah nafasmu, amarahmu, dan tak lupa kaububuhi pula dengan darahmu. Berapa liter darah yang kau cucurkan Pram? Berapapun itu, tak pernah sia-sia karena itu demi bangsamu, bangsa kita tercinta.
Kini semangatmu mengalir dalam darahku Pram. Tetesan darahmu suadah kucecap dan kuabadikan dalam tubuhku. Ajarannmu untuk terus menulis telah jadi menu harianku Pram. Walau hanya sekali sehari itupun dalam beberapa kata. Tapi itu awal yang baik kan Pram?? Semoga kau tak tertawa sinis mendengar pengakuanku. Semoga pula kau tak menyindirku dan membandingkan pendidikannku denganmu. Moga kau tak berteriak penuh amarah, “Hei kaum cendekia, penghuni sekolah tinggi, hantu kampus mana tulisannmu? Lihat! Lihatlah aku! Aku hanya tamatan SMP di zaman yang penuh desing peluru perjuangan memerdekakan diri dan bangsa. Tulisannku abadi di negeri ini bahkan tersebar di seantero dunia. Dikenal dalam empat puluh dua bahasa. Sedangkan kau. Dalam bahasa Indonesia pun tidak. Kasihan kau! Amat malang dan celaka kehidupanmu!”
Ahh,,,kau terlalu sensitif Pram. Tapi mungkin kau benar Pram. Kami memang tak setangguh dirimu mengolah imajinasi lewat kata lalu ke pena, beralih ke kertas dan akhirnya merebak jadi buku. Namun kini bayi-bayi calon penulis masa depan telah terlahir Pram. Pembenihan yang kau lakukan mulai berjalan lancar. Namun, ada juga embrio-embrio itu yang busuk di tengah jalan. Mereka menyerah Pram. Mungkin mereka ngeri mendengar anjuran sastrawan Prancis yang pernah merasai bekunya tembok penjara seperti dirimu Pram. Dia berteriak “Menulis!! Menulislah walaupun dengan darah sekalipun!!!” Ihhh....Ngeri banget kan Pram. Tapi itu pula yang telah kaulakukan Pram. Kau telah menulis dengan kucuran darahmu. Dan darah itu kini mengaliur di darah kami. Bersintesa dan akan beranak pinak mengaliri bangsa yang kalah ini. Bangsa yang bertekuk lutut pada kapitalisme dan neokolonialisme bangsa asing.
Tapi kadang tangan kami terasa terbelenggu rantai-rantai kebodohan dan kemalasan Pram. Mungkin ini akibat ilmu yang kami lahap  di bangku sekolahan  itu ibarat makanan berlemak dan basi. Makanan yang juga hanya itu-itu saja dulu kami santap tanpa mengeluh Pram. Karna bukan tugas kami mengeluh. Tugas kami adalah mencari makanan baru. Dan itu baru kusadari setelah bersua denganmu Pram. Semoga kau selalu bisa menginspirasi kami menemukan makanan baru Pram. Kuharap kau bukan menunjukkan jalan tapi memberi teka-teki menuju jalan itu layaknya pencari harta karun yang harus menguak tanda-tanda di peta. Makasi Pram menunjukkan tanda-tanda itu. Semoga kami bisa menemukan harta karun dan memberikannya pada bangsa yang sakit ini. Karena kami termasuk di dalammya Pram. Kami ingin sembuh dari penyakit yang menggerogoti kami. Dan menulis bisa jadi resep yang patut kami coba. Bukan dari dokter tapi darimu Pram.
 Ahh,,Pram. Mataku sudah kantuk. Kasur dan bantal empukku sudah merengek dari tadi minta ditemani. Tak apakah kau sendiri Pram?? Besok kutemui kau lagi atau mungkin nanti dalam mimpi kita bercakap. Hmm....Mungkin bukan sekadar bercakap tapi berdekap dan berpelukan lewat untaian kata. Karena, bisa kurasakan hangat dekapannmu lewat tulisanmu Pram. Selamat malam Pram!

2 komentar: