LETS LOVE FULLFILL YOUR HEART

Selasa, 12 Juli 2011

Gerai Bumbu Desa Hadirkan Suasana Kampung di Tengah Kota

Suasana kampung di tengah perkotaan memang sangat sulit ditemukan. Apalagi di kota-kota besar seperti Denpasar. Namun lain halnya dengan tempat yang satu ini. ‘Tetap  kampungan’ menjadi slogan paradoks tempat ini di tengah gemerlap kota dan gempuran modernisasi.
Dengan menjungjung tema perpaduan tradisionalitas dan modernitas, gerai Bumbu Desa berhasil memikat para food hunter. Bumbu Desa kini memiliki lebih dari 30 gerai di kota-kota besar di Indonesia, salah satunya di Bali. Gerai Bumbu Desa Bali yang mulai berdiri sejak 2008 ini berlokasi di Jalan Puputan Raya no 42 Renon.
Lokasinya memang strategi karena  terletak di kawasan Renon yang dikenal sebagai kawasan kuliner terkemukan di Bali.
Suasana pedesaan di Jawa Barat menjadi ciri khas gerai yang bernaung di bawah PT Bumbu Desa Indonesia ini. Ketika baru masuk areal gerai, pengunjung tidak perlu dipusingkan masalah parkir. Tempat perkirnya luas dan nyaman. Saat menuju pintu masuk, suasana pedesaan sudah mulai tampak. Di sisi kiri dan kanan pintu masuk dipasang bambu secara vertikal yang menyerupai terali. Masuk lebih ke dalam, terdapat rak-rak berisi kendi gerabah khas Sunda di sisi kanan gerai.
Di bagian atas bangunan terpasang hiasan lampu menyerupai sangkar burung yang didekorasi dengan kain batik. Di sisi kiri, terdapat rak berisi ratusan potongan balok asli. Situasi ini menambah kesan kampung. Selain itu, hampir di seluruh tembok terpampang foto-foto humanis warga Sunda dari Kampung Naga. Tampak ada foto petani yang membajak sawah, ibu-ibu yang menggendong bakul, serta anak-anak Parhyangan bermain dengan riang. Segala tingkah polah warga Kampung Naga serasa menyeret pengunjung masuk ke situasi kampung yang terkenal dengan keunikannya itu.
Bersebelah dengan rak kendi gerabah, terdapat stand makanan. Di sanalah pengunjung memilih makanan favoritnya. Tinggal tunggu lima sampai sepuluh menit untuk dipanaskan, hidangan langsung tersaji hangat dan segar. Puluhan menu tersedia di atas cobek kayu, seperti menu andalan ayam apesial bumbu desa, gurame pesmol, gurame bakar. Selain itu tersedia juga nasi merah, nasi putih, nasi hijau, dan nasi liwet. Namun yang menjadi menu khas Bumbu Desa di gerai manapun adalah gurame pesmol yang memadukan asam dan manis disertai bumbu khas Bandung. Sedangkan untuk gerai Bumbu Desa di kawasan Renon ini, yang paling laris biasanya adalah ayam bakar dan ayam cabai hijau.
Minumannya pun tidak kalah variatif. Tersedia lebih dari 50 varian seperti es kabayan, wedang jahe, es vanilla kopyor, dan lain-lain. Namun di gerai Bumbu Desa Bali terdapt dua minuman  khas yang tidak ada di gerai Bumbu Desa di kota lain. Pertama es mang koko yang terdiri atas campuran kelapa muda, nata de coco, santan dan ice cream. Rasanya segar karena dicampur es krim dan rasa gulanya khas. Kedua es sunda gaul yang beris campuran kelap muda, alpukat, nangka dan santan. Rasa es ini lebih variatif.
Di sebelah barat stand makanan, ada stand sambal beratap ilalang dan berhiaskan dedaunan. Pengunjung bisa mengambil sendiri sambal di tempat ini secara gratis. Bagi pengunjung yang benar-benar ingin merasakan makan seperti di kampung Sunda tersedia tempat lesehan di ujung barat gerai. “Kami ingin membuat pelanggan berimajinasi berada di Sunda”ujar supervisor Gerai Bumbu desa Bali Fredian.
Untuk menambah kesan kampung Sunda, gerai yang rata-rata dikunjungi 250 pengunjung per hari ini dilengkapi dengan  kentungan untuk memanggil waiter. Bunyi khas kentungan kian memanjakan telinga apalagi ditambah dengan musik Sunda yang diputar. Kedua bunyi ini memandu imajinasi pengunjung menyusuri jalan-jalan pedesaan di tanah Parhyangan.
Selain suasana yang mencerminkan alam kampung, kostum pegawainya pun mengentalkan kesan kehidupan kampung Sunda. Ada tiga jenis kostum khas yang digunakan yaitu balareang, si unyil, dan totopong. “Melalui kostum ini kami ingin melestarikan keanekaragaman busana khas Sunda selain untuk menambah kesan pedesaan,” terang Fredian.
Gerai yang buka dari jam 10 pagi hingga jam 10 malam ini sangat mengedepankan keramahan. “Keramahan adalah bagian dari budaya Sunda. Salah satu kekuatan pelayanan kami adalah adanya team murah senyum. Staf dan pegawai Bumbu Desa selalu memakai pin murah senyum. Hal itu untuk selalu mengingatkan mereka untuk tersenyum saat melayani pelanggan. Nah ketika Anda menemui pegawai kami memakai pin murah senyum tapi tidak tersenyum, tegurlah,” tutur Fredian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar