LETS LOVE FULLFILL YOUR HEART

Jumat, 29 Juli 2011

Garuda Kembali Melengking, Mimpi pun Kian Dekat Jadi Nyata




Selamat malam Pram. Kita jumpa lagi. Maaf lama tak menyapamu. Bukan sombong bukan sibuk bukan pula karna aku lupa padamu tapi karena otakku  selama ini beku Pram.
 Tapi Pram, kemarin malam, pikirannku terasa tersambar petir teramat dahsyat. Betapa tidak. Tim Merah Putih “Garuda” kebanggaanku mengepakkan sayapnya yang sempat patah dan rontok saat dibantai Malaysia pada laga final piala AFF Desember 2010 silam.
Garudaku kembali melengking Pram. Paruh-paruh tajamnya kembali terasah dan menyanyat-nyanyat musuhnya. Dan kali ini Turkmenistanlah yang jadi santapan empuknya dalam ajang Prap-Piala Dunia yang mendebarkan itu. Di lapangan gelora Bung Karno, mereka membakar semangat ribuan orang-orang yang sama antusiasmenya denganmu saat berhadapan dengan pena dan kertas.
Tak bisa kugambarkan betapa berdebarnya dada kami sejak peluit babak pertama menjerit. Bola itu menggelinding dari kaki ke kaki Pram. Dan, bisa kurasakan betapa bersahabat dan patuhnya si kulit bundar itu saat berciuman dengan kaki laskar garuda kita Pram.
Namun, kegelisahan kami tetap tak terbendung Pram. Ibarat seorang suami yang sedang menunggui istrinya di rumah sakit bersalin yang harap-harap cemas apakah tangisan putra atau putri yang menyambar telinganya. Hati kami pun demikian Pram, sering pindah haluan menebak-nebak antara kalah atau menang.
Pram...! Pram...! Seandaianya kau ada diantara kami dan menyaksikan langsung betapa panasnya Gelora Bung Karno terbakar jutaan semangat dan harapan,  kau pasti akan membuat cerita kemenangan kami makin lengkap dengan cerpen atau mungkin rekaman tertulismu yang lain. Sayangnya, hanya ada kami Pram! Cucu dan cicitmu yang ibarat anak ayam baru menetas. Kami akan linglung jika tak ada induk yang menuntun kami.
Dan terbukti Pram! Aku kini dalam kelinglungan dan kebingungan menuliskan momen bersejarah itu. Euforia kemenangan begitu memabukkan diriku hingga kosa kataku di kepalaku pun ikut berpesta, menari, tertawa, dan berteriak penuh harap mendukung garuda agar bisa menepi di Piala Dunia.
Mereka bahkan sempat mengancamku akan mogok jika kupaksa mereka bekerja untuk tulisannku saat semua pendukung garuda, termasuk mereka, sedang menikmati kemenangan. Kosaka kata itu berteriak angkuh Pram, “Hei Kau....!! Tak pantas kau menyebut dirimu pembela garuda jika kau menghalangi kami mengapresisi kemenangan tim kebanggaan kami!”.
Ah....Mukaku langsung memerah Pram. Daun telingaku pun tak seelok sebelumya. Ia tampak gersang dan kering Pram. Tak kuasa kututupi indraku mendenganr sindiran tajam itu. Dengan penuh ragu dan malu kujawab mereka.
“Maaf bung! Kita semua pecinta garuda. Kita semua rela berkorban darah untuk garuda seperti tim merah putih kita yang harus berjibaku menegakkan dan mengepakkan sayap garuda. Kuakui nasionalisme sepak bola kalian.”
“Dan untuk itu, kuliburkan kalian sehari ini. Tak usah bekerja. Nikmatilah kemenangan ini. Tapi ingat! Besok saat kau terbangun dan sadar dari mabuk kemenangan ini, bekerjalah lebih giat seperti tim merah putih yang pasti juga tak kan terus bermabuk-mabukan. Perjuangan belum selesai kawan. Penerbangan kita masih jauh menuju bandara Piala Dunia. Jangan sampai kita sesumbar dan menggangap remeh tugas yang kan datang menjelang.”
“Mari rapatkan barisan!  Seperti huruf A sampai Z, hanya kan menjema menjadi kosa kata jika terangkai dan bersatu padu. Begitu pula kita, pendukung garuda dan tim merah putih harus seia sekata dalam penerbangan menuju prestasi yang lebih cemerlang. Yang satu tak kan berguna tanpa yang lainnya. Kesalahan satu dua orang dalam pertandingan adalah kesalahan tim, kesalahan pelatih, kesalahan kita, kesalahan suporter bahkan kesalahan presiden juga karena mereka mengatasnamakan tim merah putih. Karenanya,  hendaknya jangan terlalu dibesar-besarkan atau mencari kambing hitam,”
Benar kan Pram? Kuharap kau setuju Pram.
Oh ya Pram, mungkin kata-kataku terlalu kaku dan ngawur, ngelantur atau mungkin seperti kata-kata orang ngelindur di siang bolong hari ini. Maklumlah, kemarin pesta semalaman jadi masih rada-rada puyeng. Hehe..
Okelah Pram! Doakan ya, moga tim garuda mampu mencukur lawan-lawannya lagi tuk memuaskan mimpi kami berlaga di Piala Dunia.
Garuda di dadaku. Garuda kebanggaaku. Kuyakin hari ini pasti menang. Salam sepak bola Indonesia.!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar