nextpram
MENULISLAH! WALAUPUN DENGAN DARAH SEKALIPUN
LETS LOVE FULLFILL YOUR HEART
Senin, 11 Juli 2011
Made Asri Restuastuti : Pemburu Sampah Tanaman
Kreativitas adalah hal mutlah yang harus dimiliki orang-orang yang berkecimpung di usaha kerajinan. Pengusaha yang kreatif tak akan pernah mati digerus persaingan. Hal itulah yang diyakini Made Asri Restuastuti Kardha.
Dara kelahiran 7 Maret 1982 ini menuturkan,usaha membuat kerajinan bunga kering yang digelutinya berawal dari sebuah ketidaksengajaan. Suatu hari dapurnya penuh dengan kulit jagung. Melihat hal ini, Asri berniat memanfaatkan kulit jagung itu agar tak dibuang percuma dan hanya jadi sampah. Lalu dibentuklah kulit jagung itu menjadi replika bebungaan beraneka bentuk.
Lama kelamaan, tak hanya kulit jagung yang diubah jadi bunga-bungaan indah, beragam dedaunan dan biji-bjian tak terpakai pun disulap menjadi barang kerajinan yang menawan.
Wanita lulusan fakultas pertanian Unud ini menerangkan, bahan-bahan untuk kerajinan bunga kering ini biasanya diperoleh dari tukang sapu, tukang kebun, serta petani. Bahkan tak jarang dia bersama keluarga mencari bahan baku sendiri. “Saya juga sering memungut sampah dedaunan kering, atau biji buah tertentu yang saya anggap bisa dijadikan bahan kerajinan ketika jalan-jalan. Tak heran jika orang awam sering bingung dan bertanya-tanya tentang yang saya lakukan. Bahkan saya pernah dikira pemulung," ungkap anak pertama dari pasangan Dyah Yudiasriani dan Wayan Suteja Kardha ini.
Asri menuturkan, untuk mendapatkan bahan baku usaha bunga kering ini memang tidak mudah. Ada bahan baku yang hanya terdapat di daerah tertentu dan harus dicari ke tempat itu, misalnya buah pinus.
Dia bersama keluarga selalu memonitor pohon pinus di areal Bedugul. Setelah dapat informasi, lalu perburuan pun dilakukan.
Asri mengungkapkan, pernah suatu ketika saat dia memungut buah pinus sepanjang jalan menuju pantai di Bedugul hampir tertabrak truk. "Tapi saya menikmati pekerjaan saya ini karena saya bisa membantu mengurangi jumlah sampah di pulau Bali tercinta ini," katanya.
Selain itu, imbuhnya, kendala terbesar dalam pencarian bahan baku yakni adanya bahan baku yang hanya didapat pada musim-musim tertentu. Selain itu, musim hujan juga menghambat pembuatan produknya. “Sangat sulit untuk mengeringkan bahan yang sudah dibentuk dan diwarnai jika hujan terus,” papar wanita yang punya toko di Jalan Tukad Badung 107 B Renon ini.(dan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar